Selasa, 02 Juni 2009

Kesehatan gigi ibu hamil

Malam ini, handphoneku berbunyi, suara adik iparku yang berada di Parepare di ujung telepon sana dengan panik menanyakan harus minum obat apa jika sedang sakit gigi. Kalau cuman sakit gigi biasa aja sih, aku pasti langsung kasi resep yang seperti sering aku berikan ke pasien-pasienku di Puskesmas.. Tapi ini lain, telepon bersifat emergency dan sangat memelas. Karena adik iparku sekarang sedang hamil anak yang ke dua (setelah anak pertamanya berusia 1 tahun sudah meninggal kira-kira 7 bulan lalu), praktis kehamilan yang sekarang menjadi sangat berharga. Aku masih ingat, ketika hamil yang pertama pun dia juga sempat sakit gigi yang teramat dashyat!! Sampai harus bolak-balik ke dokter gigi karena sangat rewel dang cengeng menghadapi sakit giginya…Aku menjadi bahan referensi oleh keluarga jika ada yang bermasalah dengan kesehatan terutama masalah gigi, karena aku dokter gigi. Padahal, mengantisipasi kondisi sebelum sakit itu bisa dilakukan tanpa harus panik seperti ini…

Kenapa ibu hamil sering mengalami masalah dengan giginya? Apakah betul mitos mengenai lahir satu anak akan kehilangan satu gigi?

Ibu hamil yang sakit gigi sebenarnya bukan hal baru dari beberapa penelitian di jurnal ilmiah kedokteran gigi. Keadaan rongga mulut ibu sebelum hamil dapat mempengaruhi kondisi bayi yang dikandungnya. Jika ibu hamil yang memiliki gigi yang berlubang, karang gigi, dan sisa akar gigi di mulutnya kemudian tidak di rawat. Nah pada saat ibu tersebut hamil, tubuhnya tentu akan memberikan respon pertahanan akan kehamilannya dan tentu juga akan memberikan respon pertahan terhadap kondisi rongga mulutnya yang tidak beres tadi. Fakta menunjukkan akibat penyakit rongga mulut yang tidak beres selama kehamilan tadi akan berkonsukwensi terhadap kelahiran prematur (<37 minggu) dan berat badan di bawah normal (<2,5 kg) pada bayi.

Di Amerika (2002), lebih dari 18% bayi lahir prematur dan berat badan di bawah normal yang kemungkinan akibat penyakit periodontal selama kehamilan, dan menghabiskan 5,5 trilyun US Dollars untuk perawatan bayi tersebut di rumah sakit.

Di Indonesia? belum ada data resmi mengenai hal ini, kecuali mendapatkan asumsi dari data2 yang ada (Riskesdas, Depkes, SKRT, Laporan Askeskin, dll)

Usaha pencegahan/preventif bisa dilakukan lebih awal sebenarnya, jika sudah memiliki rencana untuk hamil, maka perawatan gigi sebaiknya segera dilakukan, gigi yang berlubang ditambal, gigi yang sudah goyang/sisa akar di cabut, dan dilakukan pembersihan karang gigi. Kesehatan gigi anaknya kelak, juga tentu tercermin dari kesehatan gigi ibunya disaat hamil..

Sabtu, 30 Mei 2009

Meningkatkan Diri

Kata meningkatkan akan selalu bermakna naik ke satu jenjang yang lebih tinggi dari jenjang sebelumnya..Seperti jika kita meningkatkan pendapat, meningkatkan prestasi atau apapun itu, maka ia akan bermakna menuju kualitas yang lebih baik lagi.
Hari ini saya mendaptkan banyak pembelajaran untuk meningkatkan diri. Awalnya saya suka membaca, dari bacaan yang saya baca saya sering mengulang2nya dengan intonasi yang saya buat seperti penyiar2 di televisi, sehingga kemudian saya tertarik untuk menjadi penyiar...dan itu kesampaian...sekitar kurang lebih 5 tahun yang lalu saya sempat mencicipi ilmu broadcast sebagai penyiar radio, rentang waktu yang cukup lama...
Karena keingin tahuan yang cukup tinggi akhirnya saya terorbitkan manjadi penyiar berita yang cukup di favoritkan kala itu (hm....boleh donk sedikit membanggakan diri)...
5 tahun berlalu, saya meninggalkan dunia broadcast dan sekarang bekerja profesional.. Saya merasa selalu ada yang kurang...terutama dalam penyampaian saya yang sering tidak terstruktur...Walaupun saya sering punya catatan (terutama catatan kuliah dan pekerjaan, tepatnya sih agenda2 kerja)...tapi saya merasa sering melompat2 dalam menuangkan pikiran2 saya...
Hingga tibalah pada siang tadi (30 Maret 2009) saat saya mengikuti Pleatihan Blogshop Kompasiana, saya baru menyadi bahwa kemampuan dan kepekaan yang selama ini saya miliki ternyata kurang saya latih...Terutama melatih kemampuan menulis saya...
Walaupun kesadaran itu terasa terlambat saya sadari (karena siang tadi saya bersaing dengan anak2 yang seumuran dengan ponakan saya), tapi saya merasa sedikit menemukan jalan keluar dari kebuntuan2 dalam menyalurkan pikiran saya selama ini.
Setidaknya dengan latihan menulis, ada pencerahan untuk peningkatan kualitas diri yang lebih baik...

Minggu, 10 Mei 2009

Hubungan Menstruasi dan Keadaan Rongga Mulut


Manifestasi Periodontal (Keadaan Rongga Mulut)


Selama masa reproduksi, siklus ovarian dikontrol oleh kelenjar pituitari anterior. Hormon gonadotropin follicle-stimulating hormone (FSH) dan lutenizing hormone (LH) diproduksi pada kelenjar pituitari anterior. Sekresi gonadotropin tergantung pada hipotalamus. Perubahan konsentrasi gonadotropin dan hormon ovarian terjadi pada saat siklus menstruasi bulanan. Selama masa reproduksi, esterogen dan progesteron juga berguna untuk mempersiapkan uterus untuk menerima terjadinya pembuahan.

Siklus reproduktif bulanan memiliki dua fase. Fase pertama disebut sebagai fase folikular. Pada masa ini kadar FSH akan meningkat, dan estradiol (bentuk utama dari estrogen) akan disintesis oleh perkembangan folikel, dan akan mencapai puncaknya pada saat dua hari sebelum ovulasi. Efek dari estrogen akan menstimulasi telur untuk bergerak ke tuba falopi (ovulasi) dan menstimulasi proliferasi dari sel stroma, pembuluh darah, dan kelenjar pada endometrium.

Fase kedua disebut fase luteal. Perkembangan korpus luteum mensintesis estradiol dan progesteron. Estrogen dan progesteron akan mempersiapkan endometrium untuk implantasi telur yang matang.

Hormon ovarian dikatakan dapat meningkatkan inflamasi jaringan gingiva dan meningkatkan respon terhadap iritan lokal. mekanisme yang memungkinkan terjadinya interaksi peningkatan hormon dengan gingiva adalah peningkatan tumor necrosis factor α (TNF-α) selama siklus menstruasi, peningkatan sintesis prostaglandin E2 (PGE2), dan faktor angiogenetik, faktor pertumbuhan endotelial akan berperan dalam meningkatkan inflamasi gingiva pada tahap siklus menstruasi.

Progesteron berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dari mikrovaskular, perubahan kecepatan dan pola produksi kolagen pada gingiva, meningkatkan metabolisme folat, dan merubah respon imun. Selama periode menstruasi, progesteron akan meningkat dari minggu kedua, mencapai puncaknya selama 10 hari, dan akan menurun sebelum menstruasi.

Jaringan gingiva telah dilaporkan akan lebih edematous selama masa menstrusi dan mengalami eritematous sebelum onset menstruasi pada beberapa wanita. Pada beberapa kasus, terdapat peningkatan eksudat gingiva selama periode menstruasi dan kadang disertai dengan kegoyangan minor dari gigi.

Ketika kadar progesteron mencapai puncaknya pada fase siklus luteal, pada intraoral terjadi ulser aftosa rekuren (recurrent aphthousa ulcers), lesi herpes labialis, dan infeksi kandida. Sfingter esofageal akan menjadi relaks karena progesteron selama siklus berlangsung, hal ini mengakibatkan wanita lebih rentan terhadap penyakit gastroesophageal reflux (GERD). Simptom dari penyakit ini antara lain mual, rasa sakit dan panas pada dada, batuk, sakit tenggorokan, asma, dan gingivitis.

Selama masa kadar progesteron yang tinggi (sekitar 7-10 hari sebelum menstruasi), wanita juga mengalami premenstrual syndrome (PMS). Wanita dengan PMS biasanya memiliki kadar neurotransmiter yang rendah. Hal ini mengakibatkan terjadinya depresi, penurunan mood, dan mengalami kesulitan dengan konsentrasi dan emosi. Pada saat ini wanita akan sangat sensitif dan sangat tidak toleran, mengalami refleks muntah yang tinggi, dan respon terhadap rasa sakit yang sedikit berlebihan.

Perawatan

Siklus menstruasi akan meningkatkan perdarahan gingiva, sehingga membutuhkan perhatian terhadap jaringan periodontalnya. Pemeliharaan periodontal dilakukan bagi individu yang membutuhkan, sebaiknya dilakukan dalam rentang waktu 3-4 bulan. Penggunaan obat kumur antimikroba sebelum inflamasi selama siklus terjadi sangatlah dibutuhkan. Pemeliharaan kebersihan rongga mulut merupakan hal penting yang harus dilakukan.

Untuk pasien dengan perdarahan menstruasi yang banyak, menjadwalkan terapi bedah setelah siklus menstruasi sangatlah penting. Anemia sangat umum terjadi, lakukan tes laboratorium dan konsultasi ke dokter apabila dibutuhkan.

Selama PMS, beberapa wanita memiliki simptom psikis, seperti mudah lelah, menyukai makanan manis dan asin, rasa kembung pada perut, sakit kepala, nyeri pada payudara, nausea, dan rasa tidak enak pada perut. Dokter gigi harus hati-hati apabila memberikan obat antiinflamasi nonsteroid, infeksi, dan makanan asam yang akan memicu GERD. Hati-hati juga terhadap pemberian antibiotik dan antifungal, karena dapat berinteraksi dengan obat untuk GERD (seperti H2 reseptor antagonis, agen prokinetik, dan inhibitor pompa proton).

PMS juga biasa menggunakan obat antidepresan, seperti selective serotonin reuptake inhibitiors (SSRIs). Dokter gigi harus hati-hati dengan obat ini karena obat ini memiliki efek samping dengan obat-obatan yang terikat dengan protein (seperti aspirirn).

Pasien PMS cukup sulit untuk diperlakukan karena keadaan emosional dan psikologisnya yang sensitif. Dokter gigi harus merawat gingiva dan jaringan mukosanya dengan lembut. Misalnya dengan membasah kapasnya dengan obat kumur khlorheksidin sebelum ditempatkan di dalam mulut, dan membuka mukosa mulut dengan pelan.


Selasa, 05 Mei 2009

Apakah anda masuk dalam tanda-tanda ini?

Saya bukanlah caleg yang saat ini ramai diberitakan stress...
Namun, karena tuntutan pekerjaan dan kehidupan(?), terkadang stress itu timbul juga, padahal sudah banyak tips yang bisa diakses untuk mengindari stress...
Akan tetapi tanda dan gejala mengenali stress itu mungkin harus pula diperhatikan, agar kita bisa mengenalinya....

Tanda-tanda stress :

FISIK:
- Tubuh seakan tdk nyaman/tenang
- Sakit kepala
- Detakn jantung yg tidak normal dari biasanya
- Rasa perih di perut
- Kurang bergairah dalam berhubungan sex (buat yg sudah berpasangan/menikah)
- Turun berat badan
- Seringnya mengalami infeksi (ex:urinari infeksi)
- Menambah semakin parahnya penyakit kronis yg sudah di idap.
- Leher dan belakang leher, saraf belakang kepala dan bahu terasa tegang dan sakit.
- Di kuku jari tangan terlihat ada bintik2 putih kecil pertanda adanya stress, dan akan hilang lagi saat stress hilang (tapi ini tdk semua org mengalami).

PSIKIS:
- Malas/Tidak ada inisiatif
- Capek
- Irritable/Iritasi
- Suka lupa
- Kurang kosentrasi
- Rasa takut
- Kurang santai, serius, perubahan sense of humor
- Depressi

PERUBAHAN SIFAT/KELAKUAN:
- Tidak bisa tidur
- Tidak begitu perdulian
- Sesak nafas
- Cepat marah/tersinggung
- Malas
- Tidak bisa memutuskan sesuatu/bimbang/ragu2
- Meningkatnya kebutuhan akan stimuli.
- Semakin meningkatnya cuti sakit/menghindari pekerjaan

materi referensi:

Terjemahan dari artikel kesehatan asing:
http://www.netdoktor.dk/sundhed/symptome...